Halaman

Senin, 19 Agustus 2013

Revitalisasi Pendidikan Karakter Generasi Muda Bangsa Indonesia *

        Pendidikan dan karakter merupakan masalah vital dan selayaknya diberikan perhatian khusus oleh pemerintah Indonesia, hal ini karena pendidikan dan karakter merupakan penentu akan kelangsungan hidup sebuah bangsa. Pendidikan membentuk karakter suatu bangsa, sehingga apabila pendidikan di suatu negara kurang baik, maka di masa mendatang negara itu akan menerima hasilnya yaitu berupa sebuah kebobrokan moral anak bangsa yang meluas di setiap aspek kehidupan.
             Ibarat dua buah sisi mata uang, pendidikan dan karakter saling berhubungan dan tak terpisahkan, oleh karena pendidikan merupakan sarana atau jalan untuk mencetak karakter atau sifat dan watak yang diharapkan muncul dari generasi muda bangsa Indonesia yang notabene merupakan penerus estafet kepemimpinan bangsa Indonesia di masa mendatang. Karakter tersebut hendaknya merupakan sebuah karakter yang mencerminkan rasa kebangsaan Indonesia yang majemuk dan berlandaskan Pancasila, sehingga disini diperlukan sebuah model pendidikan yang memiliki perhatian lebih terhadap nilai-nilai kebangsaan yang kian lama terasa semakin memudar.
            Amanah yang ditanggung oleh pendidikan Indonesia amatlah besar, seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, sehingga seluruh warga negara Indonesia harus mendapat akses yang memadai terhadap pendidikan nasional. Namun tujuan pendidikan nasional yang amat mulia tersebut dalam praktik di lapangan tak ubahnya hanya pemanis bibir semata, hasil pendidikan nasional dewasa ini jauh dari harapan tujuan pendidikan nasional. Pendidikan di Indonesia dewasa ini terkesan lebih mementingkan segi oportunis dan pragmatisme belaka  dengan terlalu mengesampingkan segi karakter bangsa yang amat penting bagi bangsa Indonesia di masa kini maupun mendatang. Hal tersebut diperparah lagi dengan banyak sekali kasus maupun peristiwa yang sangat memalukan dan mencederai pendidikan nasional itu sendiri, parahnya lagi sebagian kasus tersebut terkesan dibiarkan dan mendapat legalisasi oleh instansi yang berwenang. Bahkan, sebagian kasus tersebut sudah menjadi rahasia umum tentang potret buram pendidikan negeri ini.
Masalah-masalah Pendidikan Nasional
            Mendengar berita-berita di berbagai media masa mengenai bocoran kunci jawaban Ujian Nasional tentu tak asing bagi mayoritas masyarakat Indonesia dan masalah seperti ini selalu terulang dari tahun ke tahun tanpa ada penyelesaian yang pasti dari instansi yang berwenang, dalam hal ini Kementrian Pendidikan dan kebudayaan. Dalam kasus ini, seperti adanya sebuah kerjasama antara pengawas suatu sekolah dengan sekolah yang lain untuk mengawasi peserta didik yang sedang mengerjakan Ujian Nasional, sehingga tak sedikit siswa yang dapat menerima SMS kunci jawaban Ujian Nasional. Ada juga, pihak sekolah yang mendorong siswanya untuk bekerjasama dalam Ujian Nasional karena apabila siswa sekolah tersebut lulus seratus persen tentu akan menaikkan gengsi sekolah tersebut.
            Para pemuda yang merupakan hasil dari pendidikan nasionalpun tak sedikit yang lemah karakternya. Kasus tawuran antar pelajar yang terjadi akhir-akhir ini tentu merupakan sebuah coretan hitam bagi pendidikan nasional. Tawuran tersebut bahkan tak sedikit yang memakan korban dan hal tersebut tak hanya terjadi di ibukota saja namun di daerah-daerahpun juga demikian. Tentu merupakan hal yang amat disayangkan karena tujuan pendidikan yang membentuk manusia yang beradab sangat kontras dengan masalah ini. Hal ini merupakan bukti dari gagalnya penyerapan pendidikan karakter generasi muda bangsa Indonesia.
            Pendidikan yang hendaknya merupakan sebuah pembentuk moral juga tak lepas dari masalah-masalah moralitas dari orang-orang yang berkecimpung didalamnya, mulai dari penggelapan dana Bantuan Operasional Pendidikan dan dugaan korupsi di tubuh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, hal ini tentu amat disayangkan dimana pendidikan masih belum merata di Indonesia.
            Dari contoh masalah tersebut, dapat ditarik sebuah hubungan pendidikan dengan karakter generasi muda bangsa Indonesia, dewasa ini pendidikan di Indonesia banyak menghasilkan lulusan yang hanya berorientasi dalam mencari kerja dan mencari nilai belaka tanpa memperhatikan proses selama menempuh pendidikan tersebut  dan berbagai keterampilan serta karakter yang akan membantunya di masa mendatang sehingga yang terjadi adalah membludaknya pengangguran terdidik, lapangan kerja yang tak sebanding dengan pencari kerja dan sebagainya, sehingga dapat disimpulkan bahwa pendidikan di Indonesia belum berhasil membentuk karakter generasi muda bangsa Indonesia yang ideal.
Revitalisasi pendidikan yang berorientasi karakter
            Ki Hajar Dewantara, bapak pendidikan nasional pernah berpesan “Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani” yang merupakan ungkapan berarti Di depan memberi teladan, di tengah memberi bimbingan, di belakang memberi dorongan. Sebuah ungkapan bermakna mengenai karakter yang sepatutnya ada dalam pendidikan di Indonesia. Karakter inilah yang banyak ditinggalkan oleh bangsa kita dewasa ini dan hasilnyapun dapat dilihat dari hari ke hari dimana para pemimpin bangsa tidak bisa memberi teladan rakyatnya, korupsi yang melanda birokrasi pemerintahan bahkan sampai kepada pengadaan kitab sucipun tak luput dari rongrongan korupsi, para elit pemerintahan eksekutif maupun legislatif yang seakan-akan lebih mementingkan kepentingan golongan dan kelompoknya daripada kepentingan nasional hingga akhirnya permasalahanpun timbul di tingkat masyarakat, dimana  konflik horizontal mengenai isu-isu berbau Suku, ras, agama dan antar golongan (SARA) yang mencederai kebebasan berkeyakinan di Indonesia dan mengancam persatuan dan kesatuan nasional terus terjadi ditambah lagi dengan sikap apatis generasi muda terhadap perkembangan negaranya.
            Karakter kebangsaan inilah yang harus dibangun oleh bangsa Indonesia dewasa ini. Berbagai kegiatan hendaknya dapat memberikan hasil yang lebih terhadap pembentukan karakter pemuda, mulai dari pendidikan formal maupun non formal. Untuk di bangku sekolah misalnya peningkatan pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan mutlak diperlukan dewasa ini dalam membekali generasi muda sejak dini dengan wawasan kebangsaan, peningkatan pemahaman terhadap Pancasila sebagai ideologi bangsa untuk mengatasi krisis kebangsaan Indonesia dewasa ini. Selain itu pembekalan keterampilan amat diperlukan sehingga apabila dikombinasikan dengan pendidikan karakter dapat membentuk pribadi yang dapat bersaing di era globalisasi dengan tetap berpegang pada kepribadian bangsa Indonesia.
            Di luar bangku sekolah, berbagai hal dapat dilakukan untuk menanamkan pendidikan karakter misalnya melalui sarana Organisasi kepemudaan, hal ini perlu dilakukan karena organisasi kepemudaan merupakan sebuah tempat untuk generasi muda berkecimpung dalam kegiatan-kegiatan positif, maka dari itu perlu sebuah peran aktif dari berbagai organisasi kepemudaan di Indonesia untuk menanamkan rasa kebangsaan dan jiwa pancasila, sehingga kedepannya diharapkan anggota organisasi kepemudaan dapat memproteksi diri secara intern untuk tidak terpengaruh terhadap isu-isu provokasi yang hanya menimbulkan perpecahan, serta dapat bergerak secara ekstern dengan terjun langsung ke masyarakat untuk dapat membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat.
          Mewujudkan sebuah keberhasilan pendidikan karakter di Indonesia memang tidak mudah, sehingga dibutuhkan kerja keras dan komitmen yang tinggi serta kerjasama dari berbagai elemen bangsa. Fungsi mahasiswa sebagai agen perubahan dan control sosial sangat diperlukan dalam hal ini, sehingga mahasiswa tidak hanya memberikan kritik dan wacana semata, namun juga harus dapat bertindak dan berkontribusi secara nyata di masyarakat dalam upaya pendidikan karakter di Indonesia dan diharapkan dengan cara-cara tersebut, tujuan pendidikan nasional yang berwawasan karakter kebangsaan dapat terwujud dan hasilnya dapat dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia.

*Gasa Bahar Putra – Mahasiswa Universitas Indonesia

1 komentar:

  1. Mengapa sekarang banyak orang pintar dan menduduki jabatan di NKRI yang kurang berkarakter sesuai dengan amanah PANCASILA dan UUD 1945? Jawab : MAAF SERIBU KALI MAAF,KAMI GURU KURANG MEMPERHATIKAN PENDIDIKAN KARAKTER,KARENA KAMI HARUS MENCAPAI TARGET KURIKULUM.Jika pndidikan karakter sesuai pancasila dan uud 1945 tidak ada maka NKRI pasti,pasti mengalami tantangan dan beban yang berat dihari yang akan datang. Mari kita benahi bersama !

    BalasHapus