Pendidikan dan
karakter merupakan masalah vital dan selayaknya diberikan perhatian khusus oleh
pemerintah Indonesia, hal ini karena pendidikan dan karakter merupakan penentu
akan kelangsungan hidup sebuah bangsa. Pendidikan membentuk karakter suatu
bangsa, sehingga apabila pendidikan di suatu negara kurang baik, maka di masa
mendatang negara itu akan menerima hasilnya yaitu berupa sebuah kebobrokan
moral anak bangsa yang meluas di setiap aspek kehidupan.
Ibarat dua buah sisi mata uang, pendidikan dan
karakter saling berhubungan dan tak terpisahkan, oleh karena pendidikan
merupakan sarana atau jalan untuk mencetak karakter atau sifat dan watak yang
diharapkan muncul dari generasi muda bangsa Indonesia yang notabene merupakan
penerus estafet kepemimpinan bangsa Indonesia di masa mendatang. Karakter
tersebut hendaknya merupakan sebuah karakter yang mencerminkan rasa kebangsaan
Indonesia yang majemuk dan berlandaskan Pancasila, sehingga disini diperlukan
sebuah model pendidikan yang memiliki perhatian lebih terhadap nilai-nilai
kebangsaan yang kian lama terasa semakin memudar.
Amanah yang ditanggung oleh
pendidikan Indonesia amatlah besar, seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD
1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, sehingga seluruh warga negara
Indonesia harus mendapat akses yang memadai terhadap pendidikan nasional. Namun
tujuan pendidikan nasional yang amat mulia tersebut dalam praktik di lapangan
tak ubahnya hanya pemanis bibir semata, hasil pendidikan nasional dewasa ini
jauh dari harapan tujuan pendidikan nasional. Pendidikan di Indonesia dewasa
ini terkesan lebih mementingkan segi oportunis dan pragmatisme belaka dengan terlalu mengesampingkan segi karakter
bangsa yang amat penting bagi bangsa Indonesia di masa kini maupun mendatang.
Hal tersebut diperparah lagi dengan banyak sekali kasus maupun peristiwa yang
sangat memalukan dan mencederai pendidikan nasional itu sendiri, parahnya lagi
sebagian kasus tersebut terkesan dibiarkan dan mendapat legalisasi oleh
instansi yang berwenang. Bahkan, sebagian kasus tersebut sudah menjadi rahasia
umum tentang potret buram pendidikan negeri ini.
Masalah-masalah Pendidikan
Nasional
Mendengar berita-berita di berbagai
media masa mengenai bocoran kunci jawaban Ujian Nasional tentu tak asing bagi
mayoritas masyarakat Indonesia dan masalah seperti ini selalu terulang dari
tahun ke tahun tanpa ada penyelesaian yang pasti dari instansi yang berwenang, dalam
hal ini Kementrian Pendidikan dan kebudayaan. Dalam kasus ini, seperti adanya
sebuah kerjasama antara pengawas suatu sekolah dengan sekolah yang lain untuk
mengawasi peserta didik yang sedang mengerjakan Ujian Nasional, sehingga tak
sedikit siswa yang dapat menerima SMS kunci jawaban Ujian Nasional. Ada juga,
pihak sekolah yang mendorong siswanya untuk bekerjasama dalam Ujian Nasional
karena apabila siswa sekolah tersebut lulus seratus persen tentu akan menaikkan
gengsi sekolah tersebut.
Para pemuda yang merupakan hasil
dari pendidikan nasionalpun tak sedikit yang lemah karakternya. Kasus tawuran
antar pelajar yang terjadi akhir-akhir ini tentu merupakan sebuah coretan hitam
bagi pendidikan nasional. Tawuran tersebut bahkan tak sedikit yang memakan
korban dan hal tersebut tak hanya terjadi di ibukota saja namun di
daerah-daerahpun juga demikian. Tentu merupakan hal yang amat disayangkan
karena tujuan pendidikan yang membentuk manusia yang beradab sangat kontras
dengan masalah ini. Hal ini merupakan bukti dari gagalnya penyerapan pendidikan
karakter generasi muda bangsa Indonesia.
Pendidikan yang hendaknya merupakan sebuah
pembentuk moral juga tak lepas dari masalah-masalah moralitas dari orang-orang
yang berkecimpung didalamnya, mulai dari penggelapan dana Bantuan Operasional
Pendidikan dan dugaan korupsi di tubuh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan,
hal ini tentu amat disayangkan dimana pendidikan masih belum merata di
Indonesia.
Dari contoh masalah tersebut, dapat
ditarik sebuah hubungan pendidikan dengan karakter generasi muda bangsa
Indonesia, dewasa ini pendidikan di Indonesia banyak menghasilkan lulusan yang
hanya berorientasi dalam mencari kerja dan mencari nilai belaka tanpa
memperhatikan proses selama menempuh pendidikan tersebut dan berbagai keterampilan serta karakter yang
akan membantunya di masa mendatang sehingga yang terjadi adalah membludaknya
pengangguran terdidik, lapangan kerja yang tak sebanding dengan pencari kerja
dan sebagainya, sehingga dapat disimpulkan bahwa pendidikan di Indonesia belum
berhasil membentuk karakter generasi muda bangsa Indonesia yang ideal.
Revitalisasi
pendidikan yang berorientasi karakter
Ki Hajar Dewantara, bapak pendidikan
nasional pernah berpesan “Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut
wuri handayani” yang merupakan ungkapan berarti Di depan memberi teladan, di
tengah memberi bimbingan, di belakang memberi dorongan. Sebuah ungkapan bermakna
mengenai karakter yang sepatutnya ada dalam pendidikan di Indonesia. Karakter
inilah yang banyak ditinggalkan oleh bangsa kita dewasa ini dan hasilnyapun
dapat dilihat dari hari ke hari dimana para pemimpin bangsa tidak bisa memberi
teladan rakyatnya, korupsi yang melanda birokrasi pemerintahan bahkan sampai
kepada pengadaan kitab sucipun tak luput dari rongrongan korupsi, para elit
pemerintahan eksekutif maupun legislatif yang seakan-akan lebih mementingkan
kepentingan golongan dan kelompoknya daripada kepentingan nasional hingga
akhirnya permasalahanpun timbul di tingkat masyarakat, dimana konflik horizontal mengenai isu-isu berbau
Suku, ras, agama dan antar golongan (SARA) yang mencederai kebebasan berkeyakinan
di Indonesia dan mengancam persatuan dan kesatuan nasional terus terjadi
ditambah lagi dengan sikap apatis generasi muda terhadap perkembangan negaranya.
Karakter kebangsaan inilah yang
harus dibangun oleh bangsa Indonesia dewasa ini. Berbagai kegiatan hendaknya
dapat memberikan hasil yang lebih terhadap pembentukan karakter pemuda, mulai
dari pendidikan formal maupun non formal. Untuk di bangku sekolah misalnya
peningkatan pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan mutlak diperlukan dewasa ini
dalam membekali generasi muda sejak dini dengan wawasan kebangsaan, peningkatan
pemahaman terhadap Pancasila sebagai ideologi bangsa untuk mengatasi krisis
kebangsaan Indonesia dewasa ini. Selain itu pembekalan keterampilan amat
diperlukan sehingga apabila dikombinasikan dengan pendidikan karakter dapat membentuk
pribadi yang dapat bersaing di era globalisasi dengan tetap berpegang pada
kepribadian bangsa Indonesia.
Di luar bangku sekolah, berbagai hal
dapat dilakukan untuk menanamkan pendidikan karakter misalnya melalui sarana Organisasi
kepemudaan, hal ini perlu dilakukan karena organisasi kepemudaan merupakan
sebuah tempat untuk generasi muda berkecimpung dalam kegiatan-kegiatan positif,
maka dari itu perlu sebuah peran aktif dari berbagai organisasi kepemudaan di
Indonesia untuk menanamkan rasa kebangsaan dan jiwa pancasila, sehingga
kedepannya diharapkan anggota organisasi kepemudaan dapat memproteksi diri
secara intern untuk tidak terpengaruh terhadap isu-isu provokasi yang hanya
menimbulkan perpecahan, serta dapat bergerak secara ekstern dengan terjun
langsung ke masyarakat untuk dapat membantu menyelesaikan permasalahan yang
dihadapi oleh masyarakat.
Mewujudkan
sebuah keberhasilan pendidikan karakter di Indonesia memang tidak mudah,
sehingga dibutuhkan kerja keras dan komitmen yang tinggi serta kerjasama dari
berbagai elemen bangsa. Fungsi mahasiswa sebagai agen perubahan dan control
sosial sangat diperlukan dalam hal ini, sehingga mahasiswa tidak hanya
memberikan kritik dan wacana semata, namun juga harus dapat bertindak dan
berkontribusi secara nyata di masyarakat dalam upaya pendidikan karakter di
Indonesia dan diharapkan dengan cara-cara tersebut, tujuan pendidikan nasional
yang berwawasan karakter kebangsaan dapat terwujud dan hasilnya dapat dirasakan
oleh seluruh rakyat Indonesia.
*Gasa Bahar Putra – Mahasiswa Universitas Indonesia
Mengapa sekarang banyak orang pintar dan menduduki jabatan di NKRI yang kurang berkarakter sesuai dengan amanah PANCASILA dan UUD 1945? Jawab : MAAF SERIBU KALI MAAF,KAMI GURU KURANG MEMPERHATIKAN PENDIDIKAN KARAKTER,KARENA KAMI HARUS MENCAPAI TARGET KURIKULUM.Jika pndidikan karakter sesuai pancasila dan uud 1945 tidak ada maka NKRI pasti,pasti mengalami tantangan dan beban yang berat dihari yang akan datang. Mari kita benahi bersama !
BalasHapus